Breaking

Wednesday, March 28, 2012

Bandara Soekarno Hatta Semakin Semrawut


Mylinekerr News - PENGELOLA Bandara Internasional Soekarno-Hatta harus bekerja ekstrakeras agar bisa mewujudkan harapan bandara kebanggaan bangsa itu menjadi bandara berkelas dunia. Pasalnya walaupun sudah ada sejumlah pembenahan, kondisinya ternyata justru kian semrawut.

Pemandangan demikian bukan hanya terlihat di terminal domestik, melainkan juga di terminal internasional yang semestinya etalase peradaban Indonesia. Kesemrawutan Terminal 2 terlihat mulai curdside (lobi terminal), lokasi parkir, hingga dalam terminal kedatangan TKI.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, lalu lalang pengemis terlihat di bagian ini. Penjual jasa pengangkatan (porter) dan calon yang merayu penumpang pesawat bahkan sudah menjadi pemandangan biasa. Di lobi terminal ini, siapapun pasti dengan mudah menemui pengantar penumpang yang tidur-tiduran di lantai. Pemandangan ini terlihat hingga di dalam terminal dan di depan kantor manajemen Terminal 2.

“Mereka kalau tidak tidur di sini di mana lagi. Masa mau di tempat lain. Daripada di luar sana, mereka saya tarik agar tidurnya tidak di jalanan,” ujar General Manager Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Syaiful Bachri, seraya menunjuk para penumpang yang tertidur pulas di ubin, saat ditemui di depan kantornya kemarin.

Parkir Terminal 2 tak kalah parah kondisinya. Kondisi parkir yang sudah tidak mampu lagi memuat kendaraan diperumit dengan banyaknya porter yang menyerbu penumpang. “Kalau soal lokasi parkir, jangankan saya, direksi (PT Angkasa Pura II) saja pusing kok, tetapi saya tidak diam. Saya pindahin tuh parkir inap yang bikin sempit parkiran,” tandas Syaiful.

Direktur Operasional PT Angkasa Pura II (persero) Salahudin Rafi mengatakan, kesemrawutan Bandara Soekarno-Hatta dipicu murahnya harga tiket pesawat. Banyak calon penumpang yang belum mempunyai tiket nekat pergi ke bandara karena mereka yakin bisa mendapatkan tiket secara langsung dengan harga yang murah.

“Karena itu, kita akan mengacu pada Terminal 3 dalam grand design Terminal 2 dan Terminal 1 mendatang. Pada Terminal 3, setelah check-in, penumpang bisa kembali bersama pengantar,” terangnya.

Adapun untuk membenahi perparkiran, Rafi menandaskan bahwa pihaknya tengah menggelar tender pembangunan lokasi parkir. “Itu merupakan bagian dari grand design kami. Saat ini tengah tender,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Association of Asia-Pacific Airlines Andrew Herdman melaporkan, memburuknya pelayanan bandara di Asia Tenggara akibat kelebihan pesawat dan penumpang. Kondisi ini bukan hanya berpengaruh pada kebersihan tapi lalu lintas penerbangan.

Untuk memecahkan persoalan tersebut, PT Angkasa Pura II sebagai pengelola bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mempunyai beberapa solusi jangka pendek dan panjang untuk mengatasi kelebihan kapasitas jumlah penumpang maupun maskapai penerbangan di bandara tersibuk di Indonesia tersebut.

Rafi menuturkan, Mei mendatang perseroannya akan mulai menerapkan modifikasi pengoperasian tower di utara Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi kelebihan kapasitas pergerakan pesawat di bandara tersebut.

“Ditargetkan mulai Mei nanti akan dioperasikan double deck tower, yang saat ini hanya menghadap ke runway (landasan pacu) selatan dan akan ditambah ke runway utara,” jelasnya.

Untuk mengatasi kelebihan kapasitas jumlah penumpang di bandara tersebut, menurut Rafi, perseroannya saat ini tengah membangun ruang tunggu terintegrasi atau connecting boarding lounge di Terminal 1 C yang menghubungkan Terminal 1 A dan Terminal 1 B.

“Kapasitasnya akan bertambah 2.000 kursi. Kami targetkan bisa selesai pembangunannya sebelum musim libur Lebaran tahun ini,” tambah Rafi.

Dihubungi terpisah, Direktur Kebandarudaraan Ditjen Perhubungan Udara Kemhub Ignatius Bambang Tjahjono menuturkan, dalam grand design pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, rekonfigurasi runway pertama dan kedua menjadikan kapasitas apron naik dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat.

Sementara pengembangan Terminal 3 membuat kapasitas tampung naik dari 4 juta menjadi 25 juta penumpang per tahun. Adapun revitalisasi Terminal 1 membuat kapasitas tampung naik dari 9 juta menjadi 18 juta penumpang per tahun. Revitalisasi Terminal 2 membuat kapasitas tampung naik dari 9 juta menjadi 19 juta penumpang per tahun.

Untuk pembangunan cargo village, menjadikan kapasitas kargo naik dari 400.000 menjadi 1,2 juta ton per tahun, dan kapasitas tampung penumpang menjadi 62 juta orang per tahun. Sedangkan untuk ekspansi tahap kedua pembangunan runway ketiga dan terminal keempat, kapasitas apron bertambah 234 pergerakan per jam. Sementara kapasitas tampung penumpang bertambah 25 juta orang per tahun.

Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanuddin menyatakan, pengembangan landasan pacu di Bandara Soekarno-Hatta mendesak untuk segera dilakukan oleh Angkasa Pura II. Pasalnya,menurut dia, pergerakan pesawat di dua runway yang telah ada di bandara tersebut belum bisa memenuhi kapasitas yang telah ada.
(SINDO//ftr, okezone.com, mylinekerr.blogspot.com)
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment