Breaking

Saturday, March 31, 2012

Blackberry Rugi Rp1,1 Triliun

Mylinekerr News - Tak kuasa membendung serangan smartphone Android dan iPhone, BlackBerry besutan Research In Motion (RIM) sepertinya mulai mengambil sikap lebih tegas terhadap arah bisnisnya.

Beberapa bulan terakhir ini, Research In Motion (RIM) memang tengah berusaha keras untuk mempertahankan pengguna BlackBerry yang mulai meninggalkannya, termasuk dari kalangan pebisnis yang menjadi sasaran utama mereka.

Mereka mengaku akan kembali fokus ke segmen enterprise yang selama ini dikuasainya.

Hal tersebut diungkapkan oleh CEO RIM Thorsten Heins. Seperti dikutip vibiznews dari ubergizmo, Jumat (30/3/2012).

"Kami berencana untuk kembali fokus pada kelas enterprise dan mengukuhkan posisi kami sebagai pemimpin di kelas ini," kata Heins.

RIM dengan perangkat BlackBerry, awalnya memang dirancang untuk kelas pebisnis. Namun belakangan vendor asal Kanada itu semakin getol menelurkan varian produk untuk consumer.

Selain itu RIM juga percaya bahwa fitur-fitur yang ada di BlackBerry masih sangat dibutuhkan.

Misalnya, kemampuan menerima email secara realtime, sistem keamanan yang baik, serta keyboard fisik yang diklaim lebih asyik untuk mengetik dibanding layar sentuh.

"Kami percaya BlackBerry tidak akan sukses jika kami selalu berupaya memenuhi keinginan setiap orang. Untuk itu kami akan kembali fokus kepada kekuatan kami," tambah Heins.

Ya, RIM boleh saja mengatakan demikian. Namun menurut data yang dilansir oleh eWeek beberapa waktu lalu, kalangan pebisnis di AS diklaim sudah meninggalkan BlackBerry dan beralih ke iPhone.

Berikut adalah 6 alasan yang membuat para pebisnis mulai enggan menggunakan BlackBerry :

1. Keamanan bukan lagi milik RIM
RIM mengklaim dengan jaringan yang telah dienkripsi, para pengguna BlackBerry bakal aman dari tangan jahil. Tapi itu dulu, kini platform iOS dan lainnya juga menawarkan segi keamanan yang tak kalah.

2. Durabilitas RIM yang mulai diragukan
Lumpuhnya layanan BlackBerry Internet Service (BIS) beberapa waktu lalu membuat banyak pengguna kecewa. Padahal para pemakai BlackBerry mengharapkan layanan email yang siap dipakai 24 jam nonstop.

3. Harga yang dianggap terlalu mahal
Soal harga, ponsel BlackBerry memang bukan yang paling terjangkau. Celah ini yang dimanfaatkan para produsen ponsel Android. Dengan harga sama calon pengguna diiming-imingi fitur lebih.

4. Segmen consumer berperan
Cukup lama RIM memfokuskan pengembangan BlackBerry untuk kalangan enterprise, sehingga dinilai telah mengabaikan consumer. iPhone dan Android adalah bukti bahwa gadget yang dibuat untuk orang rumahan pun bisa masuk di kalangan enterprise.

5. Produktivitas adalah segalanya
Memang, BlackBerry dirancang untuk menunjang produktivitas penggunanya. Namun seiring akrabnya pengguna dengan iPhone dan Android soal produktivitas pun tak lagi hal eksklusif pada ponsel besutan RIM tersebut.

6. Komitmen RIM Diragukan
Ada kalanya ketika RIM dianggap sangat peduli dengan kalangan enterprise. Namun ketika pasar consumer ramai, vendor asal Kanada ini mulai berpaling. Memang kondisi ini membuat RIM serba salah. Namun pengambil keputusan di bidang TI melihat ini sebagai isu penting. Dimana para CIO ingin kebutuhan perusahaan tak mau dinomorduakan dengan segmen pasar.

Produsen BlackBerry Rugi Rp 1,1 Triliun




Produsen BlackBerry, Research in Motion (RIM) juga telah mengumumkan kerugian dalam laporan keuangan terbarunya.

Vendor asal Kanada itu membukukan rugi bersih USD 125 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun ($1 = Rp 9.000) dalam kuartal empat tahun fiskalnya yang diumumkan pada 3 Maret kemarin.

Padahal periode yang sama tahun sebelumnya, RIM masih meraup profit USD 418 juta. Kerugian di kuartal empat ini membuat profit RIM untuk tahun fiskal 2011 secara keseluruhan 'hanya' USD 1,16 miliar. Turun drastis dari periode sebelumnya yang sebesar USD 3,4 miliar.

Dalam kuartal empat tersebut, RIM mengapalkan 11,1 juta smartphone BlackBerry dan sekitar 500 ribu tablet BlackBerry PlayBook.

Dimana untuk pendapatan total di periode tersebut sebesar USD 4,2 miliar, turun 25% dari tahun lalu dan di bawah ekspektasi pasar.

Hasil yang cukup suram itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi CEO baru RIM, Thorsten Heins. Pria asal Jerman tersebut belum lama ini menggantikan posisi Jim Balsillie dan Mike Lazaridis yang mengundurkan diri dari jabatan CEO 'kembar'.

"Saya telah memeriksa beberapa aspek bisnis RIM dalam 10 minggu menjadi CEO. Saya mengkonfirmasi bahwa perusahaan punya kekuatan substansial yang bisa meningkatkan performa finansial kami, seperti jaringan infrastruktur global RIM, penawaran produk yang kuat di enterprise dan pelanggan besar sejumlah 77 juta," ucap Heins mencoba optimistis.

RIM kini sedang menggodok platform sistem operasi BlackBerry 10 yang rencananya dirilis tahun ini.

Mereka sedang berjuang keras menghadapi Android dan iPhone yang semakin mendominasi di beberapa wilayah.

"Tantangan bisnis yang kami hadapi di beberapa kuartal mendatang memang signifikan dan saya mengambil langkah yang dibutuhkan untuk mengantisipasinya," imbuh Heins, dikutip vibiznews dari AFP, Jumat (30/3/2012).


sumber 
mylinekerr.blogspot.com
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment