Breaking

Sunday, December 13, 2015

Perang Tweet Pangeran Saudi dan Trump

Mylinekerr - Pangeran Alwaleed bin Talal, salah satu anggota keluarga kerajaan Arab Saudi dan salah satu orang terkaya di dunia, terlibat perang kata-kata dengan Donald Trump, salah satu bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik.

Pemicunya tak lain dari proposal Trump pada pekan lalu, yang isinya meminta pemerintah melarang warga muslim, termasuk imigran legal dan wisatawan, masuk ke AS. Proposal itu diajukan Trump setelah dua warga Muslim menembak mati 14 orang dalam sebuah pesta Natal di San Bernardino, California pada 2 Desember kemarin.
Anda adalah aib, bukan saja bagi GOP tetapi juga seluruh rakyat Amerika," tulis Alwaleed, yang menggunakan nama alias Partai Republik, dalam akun Twitter-nya, Jumat (11/12/2015).


"Mundurlah dari pemilihan presiden AS, karena Anda tak akan menang," lanjut bos Kingdom Holding yang juga pemegang saham terbesar kedua di Twitter.

Hanya dalam beberapa jam, kritik Alwaleed langsung dibalas oleh Trump.

"Pangeran @Alwaleed_Talal yang sedang mabuk ingin mengendalikan politikus AS dengan uang ayahnya. Itu tak akan bisa dilakukan ketika saya terpilih," balas Trump, menyebut akun Twitter Alwaleed.


Adapun proposal diskriminatif Trump itu sudah membuatnya rugi secara bisnis. Beberapa rekan bisnisnya di Timur Tengah telah melucuti semua produk Trump dari toko-toko mereka.

Pada Kamis (10/12/2015), Damac - sebuah perusahaan real estate di Dubai, Uni Emirat Arab, yang sedang membangun sebuah kompleks lapangan golf senilai 6 juta dolar AS (sekitar Rp83,4 triliun) bersama Trump - memutuskan untuk menghapus nama taipan itu dari properti tersebut.
Alwaleed, keponakan dari Raja Salman, adalah satu pemegang saham sejumlah perusahaan internasional. Selain Twitter, ia juga menguasai saham Citigroup.

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment